Selasa, 25 Juni 2013

Cara Membuat Kopi Espresso Enak dan Berkualitas Tanpa Coffee Machine


Cara Membuat Kopi Espresso - Apa mungkin  bisa membuat kopi espresso enak dan berkualitas tanpa coffee machine? Kalau tidak pakai espresso machine, lalu pake apa? Lalu bagaimana dengan kualitas rasa dan aromanya? Kalau bisa, trus bagaimana cara membuat espresso enak dan berkualitas tanpa coffee machine? Bukan hanya pertanyaan ini saja yang akan dibahas kali ini, tetapi juga bagaimana cara penggunaan alatnya juga. So stay tune with us.
Sebelum kita bicara lebih jauh tentang bagaimana cara membuat espresso enak dan berkualitas tanpa coffee machine, ada baiknya kita mengetahui dulu secara singkat tentang espresso. Espresso dapat diartikan sebagai sari kopi yang sangat kental dan pekat. Sari kopi ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai macam sajian kopi seperti yang biasa ditemui di coffee house pada umumnya. Selain itu ada juga coffee lovers yang suka meminum espresso ini begitu saja.
Sering kali para Coffee Lovers ingin membuat sajian ala coffee house, tapi kesulitan dalam mencari resep yang berkualitas dan kesulitan dalam membuat kopi espresso yang nikmat. Kendala dalam pembuatan espresso ini biasanya disebabkan oleh mahalnya harga espresso maker/coffee machine. Karena harganya yang mahal, maka cukup jarang seseorang beli espresso maker untuk pemakaian pribadi di rumah. Kendala inilah yang menyebabkan orang tidak bisa membuat espresso sehingga mereka tidak bisa juga membuat sajian kopi berkelas seperti di coffee house kesayangan mereka.
Sebenarnya, ada beberapa macam alat sederhana untuk membuat kopi espresso. Beberapa di antaranya adalah Frech Press, Classic Drip/Vietnam Drip, Moka Pot, Syphon, dll. Di antara bermacam macam alat tersebut, yang paling baik menurut kebanyakan orang adalah Classic Drip. Alat ini juga biasa dikenal sebagai vietnam drip. Alat sederhana ini bisa menghasilkan espresso yang pekat, mantab, dan punya aroma yang baik. Sangat cocok sebagai bahan dasar sajian kopi bintang lima seperti yang kita temui di coffee house terkenal.
Dibandingkan dengan alat pembuat espresso sederhana lainnya, classic drip ini termasuk yang terbaik, baik dari segi rasa, aroma, dan harga.
Berikut ini adalah langkah-langkah cara membuat espresso dengan menggunakan Classic Drip:
1. Masukkan 2 sendok teh kopi bubuk (untuk single shot)   atau 4 sendok teh kopi bubuk (untuk double shot)
2. Ratakan dan padatkan kopi yang berada di dalam classic drip menggunakan pemadatnya.
3. Tuangkan air mendidih ke atas coffee drip sampai penuh 
4. Tutup Classic drip dengan tutupnya (hati-hati karena   permukaan classic drip panas). Lalu tunggu 5-10 menit   sampai sari kopi berhenti menetes.
 
Setelah mengikuti step-step di atas, Anda bisa membuat espresso enak dan berkualitas tanpa coffee machine, sehingga Anda bisa memperoleh espresso yang berkualitas.

 
Sumber :  http://www.inforesepmakanan.com/2013/04/cara-membuat-kopi-espresso-enak-dan.html

Teknik Penyajian Kopi dengan Moka Pot Harus Teliti dan Hati - Hati

Tentang Moka Pot yang Harus Hati-hati

Desain asli moka pot rancangan Luigi De Ponti
Selain tubruk, French Pressed dan Vietnam Drip, Caliente Coffee juga menyediakan kopi yang dibuat dengan teko Moka Pot (bukan Mocca Pot). Dengan moka pot, peminum kopi awam jadi lebih bisa lebih merasakan nikmatnya kopi jenis apapun. Sajian hangat kopi Moka Pot cocok untuk menjadi teman ngobrol santai bersama 3 - 4 orang.


Moka pot, juga dikenal sebagai alat espresso berpemanas kompor, merupakan alat pembuat kopi yang menghasilkan minuman kopi dengan cara melewatkan air panas yang diuapkan melewati partikel-partikel kopi bubuk. Benda ini pertama kali dipatenkan pada tahun 1933 oleh penemunya yaitu Luigi De Ponti untuk Alfonso Bialetti (terkenal sebagai Moka Express Coffeemaker). Perusahaan Bialetti Industrie terus memproduksi model yang sama dengan nama "Moka Espresso".


Moka pot ini paling banyak digunakan di Eropa dan di Amerika Latin. Alat tersebut dinilai sebagai iconic design, sehingga ditampilkan di museum-museum desain & seni industrial modern, seperti Museum of Modern Art, Cooper-Hewitt, National Design Museum, the Design Museum, dan London Science Museum. Moka pot tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 hingga 8 cangkir berukuran 50ml. Desain asli maupun model-model yang beredar saat ini terbuat dari aluminium dengan gagang berbahan plastik bakelite (polyoxybenzylmethylenglycolanhydride).

Cara Kerja Pembuatan Kopi dengan Moka Pot

Wadah bawah (A) berisi air. Ketika dipanaskan, tekanan uap mendorong air melalui wadah penyaring berisi kopi bubuk (B) ke dalam wadah pengepul (C).
Wadah perebus air (A) diisi dengan air panas setinggi hampir ke katup pengaman, lalu filter logam berbentuk corong (B) dipasang. Bubuk kopi halus kemudian ditambahkan ke wadah penyaring seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini. Kemudian bagian atas (C, yang memiliki filter logam kedua di bagian bawah) dipasang kencang ke bagian bawah (A).

Moka pot kemudian dipanaskan di atas kompor hingga mendidih. Dengan demikian terjadilah penguapan di dalam wadah perebus (A). Uap akan menembus kopi bubuk yang ada di filter dan keluar melalui pipa di bagian atas. Saat proses pendidihan berakhir, kopi hasil penguapan akan tertampung di bagian atas siap dituang ke cangkir.

Menurut Fajar, pendiri dan juga coffee maker Caliente Coffee, proses pembuatan kopi dengan moka pot harus dilakukan dengan hati-hati. Kalau salah, bisa moka pot malah meleduk, atau bubuk kopi menjadi hangus.

"Awal-awal juga sering gagal bikin kopi pake ginian, Sob! Tuh liat aja temboknya. Bekas cipratan kopi moka pot," ujar Fajar yang selain "Sob" juga sering mengadaptasi istilah "Gan" dari forum sebelah. Yah, walaupun jarang eksis di twitter, dia sepertinya cukup akrab di forum asli Indonesia tersebut.


Sumber : http://caliente.tangsel.info/2013/01/tentang-moka-pot-yang-harus-hati-hati.html

Jumat, 21 Juni 2013

Kebun Kopi Pak Jaini Lembah Merah Mege Atu Lintang Menjadi Objek Wisata dan Studi Banding Para Wisatawan Lokal dan Manca Negara

Pak Jaini begitu panggilan akrab  seorang petani kopi yang berada di daerah Merah Mege Kecamatan Atulintang Aceh Tengah. Kesibukan nya sehari - hari adalah merawat kebun kopi miliknya yang berada di lembah Merah Mege disamping juga sibuk melayani kehadiran tamu - tamu yang berasal dari lokal Kabupaten Aceh Tengah dan Sekitarnya juga dari Wisatawan Lokal maupun dari Wisatawan Asing yang kerap mengunjungi kebun kopi miliknya.

Kehadiran para tamu Pak Jaini ke kebun kopi miliknya merupakan buah dari hasil perjuangannya kurang lebih 20 Tahun menekuni profesinya sebagai petani kopi. Ketekunannya dalam merawat tanaman kopi mulai dari bibit, cara tanam yang benar, teknik pemangkasan batang kopi hingga cara menentukan naungan pelindung kopi yang dengan benar Pak Jaini dapatkan dari pelatihan - pelatihan yang diadakan oleh dinas pemerintah terkait sampai dengan Pelatihan yang diadakan oleh NGO Asing yang peduli terhadap kualitas dan kuantitas kopi gayo tekun beliau ikuti.
( foto: Pak Jaini Menjamu Michailina & Dorian Wisman Polandia dengan menu masakan khas gayo masam jing )


Pada bulan oktober 2010 kopi dari kebun jaini berbentuk grean bean diikutkan pada kontes cita rasa kopi yang diselenggarakan oleh SCAA (Specialty Coffee Association of America) di Nusa Dua Bali dan memperoleh nilai skor Cupping Tes  8,5 nilai yang cukup tinggi dan dimenangkan oleh kopi gayo yang berasal dari kebun kopi milik Pak Jaini yang berada di Atu Lintang.

( foto : Panen kopi arabika varietas gayo 1 )


Semenjak menyandang kopi dengan skor tertinggi maka banyak para pencinta kopi yang mengunjungi kebun Pak Jaini baik dari dalam negeri mau pun dari manca negara. Pak jaini mengaku sangat kwalahan menjamu para pengunjung yang ingin belajar dan melihat langsung kebun kopi milik nya, dikarenakan sarana tempat yang masih kurang memadai walupun memang baru 2 tahun lalu mendapat bantuan hibah dari NGO Asing untuk aula pertemuan dan MCK.
(foto: kunjungan anggota DPR - RI H. Raihan Iskandar, Lc MM menuju pondok kediaman Pak Jaini )


Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana penunjang sebagai tempat lokasi wisata Kebun Kopi tapi Pak Jaini tetap semangat menjamu para tamu yang hadir dari suluruh pelosok negeri. (Admin :coffegayorjk.blogspot.com)




Kamis, 20 Juni 2013

Kopi Luwak Harganya Murah !

Di Perkebunan Kopi Gayo, Kopi Luwak Harganya Murah!


Perkebunan Kopi Gayo Diatas Gunung

Perkebunan Kopi Gayo Diatas Gunung

Foto Selengkapnya:
Traveler penggemar kopi tak boleh melewatkan Dataran Tinggi Gayo di Provinsi Aceh. Selain mencicipi kopi Gayo yang terkenal, Anda juga bisa menyeruput kopi luwak dengan harga murah per cangkirnya. Tak percaya?
Suka traveling dan peminum kopi fanatik? Cobalah ke Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Di sana, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah, pemandian air panas dan mencicipi nikmat rasa dan aroma kopi Gayo.
Gayo adalah kawasan pegunungan di Aceh yang berada pada ketinggian 1.200 mdpl. Sebagai dataran tinggi, oleh Muyang Datu warga Gayo, kawasan ini disebut Nenggri Antara. Sampai saat ini maknanya masih misteri. Tapi banyak orang menyebut Gayo sebagai 'Serpihan Tanah Surga yang Terlempar ke Dunia.'
Julukan itu tidak berlebihan. Manakala pagi tiba, awan akan dengan mudah dilihat di sekitar Kota Takengon. Semakin cantik karena Takengon dipagari perbukitan dengan Danau Luttawar.
Takengon kerap ditutupi awan sehingga jarak pandang menjadi terbatas. Hal ini pun menimbulkan sensasi sendiri bak di Negeri Awan. Selain memanjakan mata dengan lanskap yang apik lewat kabut paginya, udara di pegunungan ini juga masih segar.
Beberapa wisatawan yang pernah berkunjung ke Gayo menyebut Dataran Tinggi Gayo dengan pinus mercusinya sebagai 'Swiss Van Gayo'. Tapi sesungguhnya, di balik semua keindahan ini, kopi merupakan daya tarik utama.
Kopi Arabica Gayo merupakan komoditas utama Pegunungan Gayo. Tak ada lahan yang kosong kecuali berisi baris-baris kopi yang rapi dengan naungan yang membentuk ekosistem tersendiri yang apik.
Sensasi rasa dan aroma kopi Arabica, diakui dunia sejak sebelum Indonesia merdeka. Bahkan Belanda yang mengintroduksi kopi pertama sekali ke Takengon sudah melakukan eksport kopi. Mereka mengintroduksi pada tahun 1908 dan ditanam di bagian Utara Danau, kawasan Paya Tumpi Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah.
Secara profesional, Belanda membuat dan memetakan perkebunan kopi Arabica Gayo yang kemudian hasilnya diekspor. Perkebunan tersebut antara lain Belang Gele, Burni Bius dan Bergendal Teritit serta Blok C di Lampahan.
Mahdi Usati, pakar citarasa kopi gayo dari Gayo Cuppers Team menilai kopi gayo masuk kelas Specialty. Dari berbagai uji citarasa yang pernah dilakukan Mahdi bersama timnya, menunjukkan bahwa Arabika Gayo memang sangat spesial.
"Kopi Arabica Gayo asal-asalan saja sudah enak sekali. Apalagi Grade 1 dan yang Specialty", kata Mahdi yang bekerja untuk sebuah perusahaan eksport kopi Gayo.
Kopi gayo memang banyak diekspor karena disukai konsumen Amerika, Jepang dan Eropa. Aroma yang khas dengan perisa (flavor) yang komplek serta kekentalan (body) yang baik jadi alasan kenapa mereka menyukai Kopi Gayo.
Hasil Cupping kopi Arabika Gayo berjumlah antara 86-90. Menurut SCAA, asosiasi kopi spesialty Amerika, kopi dengan skor di atas 80 dikategorikan sebagai kopi specialty.
Kenikmatan kopi Arabica Gayo disebabkan Wilayah Dataran Tinggi Gayo. Tempat di mana kopi ini tumbuh tersembunyi di wilayah pegunungan Bukit Barisan yang membentang di Sumatera.
Berada di tengah hutan tropis Sumatera dan bersinggungan dengan kawasan Ekosistim Leuser, membuat kawasan ini dijadikan penjajah Belanda sebagai tempat peristirahatan dan perkebunan mereka. Apalagi di Gayo, banyak lokasi perkebunan kopi yang berdekatan dengan gunung api aktif.
Kopi Arabika Gayo dikenal dengan rasa dan aroma yang kuat. Kaya akan varietas dan masuk kopi jenis specialty.
Belanda menamai kopi sebagai 'Tanaman Masa Depan'. Mereka juga menyatakan masyarakat Gayo sangat cepat menerima masuknya komoditi baru seperti kopi. Kawasan perkebunan kopi ini kemudian menjadi perkampungan baru yang berkembang baik hingga saat ini.
Estimasi produksi kopi dari dua kabupaten Gayo, yaitu Takengon dan Redlong berjumlah 65.625 ton per tahun. Sehingga kawasan perkebunan kopi Gayo disebut sebagai lahan terluas untuk kopi Arabika di Asia.
Selain kondisi geografis, kesuburan tanah juga sangat mendukung ditambah berbagai varietas kopi gayo yang dimiliki. Bukan itu saja, petani kopi Gayo juga mengolah panen kopi dengan cara yang tidak biasa.
Cara ini disebut semi washed (tidak cara basah dan kering). Metode ini sangat khas yang menghasilkan kopi mutu eksport. Menurut Mahdi Usati, kopi Gayo jenis Spesialty biasanya memiliki score (nilai) setelah di uji rasa di atas angka 85.
"Padahal dengan score 83 saja, kopi sudah masuk kategori spesialty. Kopi gayo biasanya scorenya di atas angka ini”, imbuh Mahdi.
Dikatakan, hal ini yang membuat kopi Gayo sangat disukai para pecandu kopi diberbagai belahan dunia. Kopi Specialty yang kini permintaannya terus meningkat dari Gayo, Mahdi pun menyatakan banyak kriteria Specialty.
"Kopi Spesialty itu banyak ragamnya. Ada yang menjadi spesial karena tingginya score cupping. Ada yang Speciaty karena cara penanganan atau pengolahannya serta sejumlah spesial lainnya," jelas Mahdi.
Saat ini luas tanaman kopi di dua Kabupaten Gayo memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, luasnya sekitar sekitar 94.800 hektar.
Masing-masing di Kabupaten Aceh Tengah 48.000 hektar. Perkebunan ini melibatkan petani sebanyak 33.000 kepala keluarga (KK). Selanjutnya ada perkebunan Bener Meriah 39.000 hektar dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues dengan keterlibatan petani sebanyak 4.000 KK.
Kopi Gayo memang lebih populer dan dikenal di luar negeri, sayang di regional Aceh sendiri kurang dikenal. Sementara di Sumatera Utara, kopi Gayo diekspor dengan nama lain, tapi bahan bakunya merupakan Arabica Gayo.
Perkebunan kopi rakyat Gayo biasanya berada di perbukitan dan gunung. Dengan jenis kopi Arabika Gayo yang dikenal dengan Gayo 1 dan Gayo 2.
Kopi Gayo yang berbasis Arabika memiliki paling tidak lima sertifikasi Internasional sebagai jaminan kualitas Arabica Gayo. Sertifikat itu antara lain Fair Trade, Organik, Rain Forest dan lain-lain.
"Saat ini, beberapa istilah Gayo sudah populer di dunia perdagangan kopi Internasional. Seperti Kopi Gayo Asalan, Gayo Fair Trade dan Berizin yang berarti Terima kasih dalam bahasa Gayo", kata Mustawalad, Ketua Produser Fair Trade Indonesia.
Nikmatnya rasa dan aroma kopi gayo antara lain karena sudah bercampur secara alami. Artinya dari luas satu hektar kebun kopi, banyak varietas yang ditanam. Paling tidak ada tiga varietas kopi di sana, seperti, Gayo 1, Gayo 2, Ateng Super, Ateng Jaluk, Ramong, Bergendal, Ateng Janda dan Jember.
Saat panen tiba, kopi-kopi dari varietas berbeda ini tidak dipisahkan petani, tapi disatukan. Sehingga masing-masing karakter rasa dan aroma tercampurkan langsung paska panen. Pun begitu, banyak juga petani yang menanam hanya satu varitas kopi saja (single origin).
Dulu semua kopi terbaik ini dijual dalam bentuk greenbean, tapi kini tidak lagi. Banyak kafe modern di Gayo yang menyediakan kopi terbaik ini. Ada yang diolah secara modern dengan menggunakan mesin saji espresso, atau penyajian moderen lainnya.
Kopi segar dan nikmat ini pun bisa disajikan kapan saja dan langsung di tanah perkebunan kopi terluas Arabica Gayo di Asia ini. Soal harga jangan kuatir karena harga kopi di sini, tidak semahal gerai kopi ternama.
Satu gelas espresso dengan krimer yang menggoda dan body yang kuat, hanya dihargai Rp 6.000, Black Coffee (Item kelet dalam bahasa Gayo) dihargao Rp 7.000, Cappucino Rp 11.000. Sementara segelas kopi musang (luwak) Rp 25 ribu saja per cangkirnya.
Dua kabupaten di Aceh Tengah ini, yakni Redlong dan Takengon, lebih dari 80 persen penduduknya menggantungkan hidup dari bertani kopi. Mereka hidup di tengah kebun kopi. Karena daerah ini sangat dingin, hampir semua rumah petani tersedia dapur perapian.
Tanah menghampar ditanami kopi dan sayuran. Dari hasil kopi Arabika Gayo inilah, penduduk pegunungan di Aceh bisa menyekolahkan anaknya hingga Perguruan Tinggi, naik haji, membeli mobil bahkan membuat rumah.
Jadi jika Anda ke Aceh, tidak lengkap sebelum datang ke Gayo. Jangan lupa menikmati aroma dan rasa kopi Gayo yang selama ini hanya dinikmati orang Amerika, Eropa serta Jepang.

Sumber : http://travel.detik.com/read/2013/05/17/122000/2224280/1025/di-perkebunan-kopi-gayo-kopi-luwak-harganya-murah

Jenis-jenis kopi

Varietas kopi arabica

Kopi dari spesies Coffea arabica memiliki rasa yang kaya daripada Coffea robusta. C. arabica memiliki banyak varietas. Tiap varietas memiliki ciri yang unik. Beberapa varietas yang terkenal meliputi:
  • Kopi Kolombia (Colombian coffee) - pertama kali diperkenalkan di Kolombia pada awal tahun 1800. Saat ini kultivar Maragogype, Caturra, Typica dan Bourbon ditanam di negeri ini. Jika langsung digoreng, kopi Kolombia memiliki rasa dan aroma yang kuat. Kolombia adalah penghasil kopi kedua terbesar di dunia setelah Brasilia. Sekitar 12% kopi di dunia dihasilkan di negara ini
  • Colombian Milds — Varietas ini termasuk kopi dari Kolombia, Kenya dan Tanzania. Semuanya adalah jenis kopi arabica yang telah dicuci.
    Biji kopi yang belum digoreng dari varietas C. arabica
  • Costa Rican Tarrazu — dari (en)"San Marcos de Tarrazu valley" di pegunungan di luar San José, Costa Rica.
  • Guatemala Huehuetenango — Ditanam di ketinggian 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
  • Ethiopian Harrar — dari Harar, Ethiopia
  • Ethiopian Yirgacheffe — dari daerah di kota Yirga Cheffe di provinsi Sidamo (Oromia) di Ethiopia.
  • Hawaiian Kona coffee — ditanam di kaki pegunungan Hualalai di distrik Kona di Hawaii. Kopi diperkenalkan pertama kali di kepulauan ini oleh Chief Boki. Ia adalah gubernur Oahu pada tahun 1825.
  • Jamaican Blue Mountain Coffee — dari Blue Mountains di Jamaika. Kopi ini memiliki harga yang mahal karena kepopulerannnya.
  • Kopi Jawa (Java coffee) — dari pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.
  • Kenyan — terkenal karena tingkat keasamannya dan rasanya.
  • Mexico - memproduksi biji kopi yang keras.
  • Mocha — Kopi dari Yemen dahulunya diperdagangkan di pelabuhan Mocha di Yemen. Jangan disalahartikan dengan cara penyajian kopi dengan coklat.
  • Santos - dari Brasilia. Memiliki tingkat keasaman yang rendah. (en) [1]
  • Sumatra Mandheling dan Sumatra Lintong — Mandheling dinamakan menurut suku Batak Mandailing di Sumatra utara di Indonesia. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatra utara.
  • Gayo Coffee — berasal dari Dataran Tinggi Gayo — Gayo adalah nama Suku Asli di Aceh — yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
  • Sulawesi Toraja Kalosi — Ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi adalah nama kota kecil di Sulawesi, yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Toraja adalah daerah pegunungan di Sulawesi tempat tumbuhnya kopi ini. Kopi dari Sulawesi ini memiliki aroma yang kaya, tingkat keasaman yang seimbang (agak sedikit lebih kuat dari kopi Sumatra) dan memiliki ciri yang multidimensional. Warnanya coklat tua. Kopi ini cocok untuk digoreng hingga warnanya gelap. Karena proses produksinya, kopi ini dapat mengering secara tidak teratur. Walau demikian biji yang bentuknya tidak teratur ini dapat memperkaya rasanya.
  • Tanzania Peaberry — di tanam di Gunung Kilimanjaro di Tanzania. "Peaberry" artinya biji kopi ini hanya satu dalam setiap buah. Tidak seperti layaknya dua dalam satu buah. Ini biasanya tumbuh secara alami pada 10% dari hasil panen kopi.
  • Uganda - Meskipun sebagian besar penghasil kopi robusta. Ada juga kopi arabika berkualitas yang dikenal sebagai Bugishu. (en) [2]
  • Kopi Luwak- salah satu varietas kopi Arabika dan Robusta yang telah dimakan oleh luwak kemudian dikumpulkan dan diolah. Rasa dan aroma kopi ini khas dan menjadi kopi termahal di dunia.

Campuran

Biji kopi biasanya dicampur untuk keseimbangan rasa dan kompleksitas aromanya. Salah satu campuran tradisional yang tertua adalah Mocha-Java, terdiri dari biji kopi yang sama namanya. Rasa coklat yang khas sangatlah cocok dengan Cafe mocha, yang merupakan minuman kopi yang dicampur dengan coklat. Saat ini campuran Mocha-Java biasa dicampur dengan varietas lainnya untuk menciptakan ciri khas yang unik. Banyak perusahaan kopi yang memiliki campurannya tersendiri.
Beberapa biji kopi sangatlah terkenal dan oleh sebab itu memiliki harga yang lebih mahal dari biji kopi lainnya. Jamaican Blue Mountain dan Hawaiian Kona mungkin adalah contoh yang baik. Biji kopi ini sering dicampur dengan biji kopi lainnya yang tidak seberapa mahal dan dengan itu nama campuran ini disebut blend (seperti "Blue Mountain blend" atau "Kona blend"), walau hanya sedikit biji kopi dari jenis itu yang digunakan.

Varietas kopi robusta

Salah satu varietas kopi robusta yang terkenal adalah kopi luwak dari Indonesia dan Kape Alamid dari Filipina. Biji kopi ini dikumpulkan dari musang luwak. Kopi ini memiliki rasa yang khas.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_kopi